Renungan Islam | Terbiasa Lupa (Refleksi Awan dan Nikmat Tuhan)
berfikirlah tentang awan
bukankah manusia sudah terlalu terbiasa dengan awan
hingga kadang mereka tidak menyadari keberadaannya
bahkan enggan untuk sekedar memandangnya
lihatlah matahari
kehidupan planet ini
yang setiap hari menerangi belahan bumi
memancarkan cahaya dan kehidupan inti
sudah terlalu biasa untuk sekedar diperhatikan
bahkan untuk sekedar disadari
bukankah manusia sudah terlalu terbiasa dengan begitu banyak kenikmatan di dunia ini
hingga mereka lupa untuk sekedar
memandangnya…
memikirkannya…
mensyukurinya…
lalu pikirkan Tuhan
nikmat yang terlampau banyak membuat manusia terbiasa dengannya
hingga mereka lupa menyadarinya
nikmat kehidupan dari hari ke hari membuat manusia terlalu terbiasa dengannya
hingga mereka lupa untuk menyadarinya
nikmat sehat baru disadari saat sekarat
nikmat harta baru terasa saat tidak punya apa-apa
dan keluarga tercinta hanyalah hiasan hidup semata
apalagi yang dilupakan?
menghitungnya akan membuatmu terbunuhmu secara perlahan…
(anang nurcahyo)
RENUNGAN ISLAM
bukankah manusia sudah terlalu terbiasa dengan awan
hingga kadang mereka tidak menyadari keberadaannya
bahkan enggan untuk sekedar memandangnya
lihatlah matahari
kehidupan planet ini
yang setiap hari menerangi belahan bumi
memancarkan cahaya dan kehidupan inti
sudah terlalu biasa untuk sekedar diperhatikan
bahkan untuk sekedar disadari
bukankah manusia sudah terlalu terbiasa dengan begitu banyak kenikmatan di dunia ini
hingga mereka lupa untuk sekedar
memandangnya…
memikirkannya…
mensyukurinya…
lalu pikirkan Tuhan
nikmat yang terlampau banyak membuat manusia terbiasa dengannya
hingga mereka lupa menyadarinya
nikmat kehidupan dari hari ke hari membuat manusia terlalu terbiasa dengannya
hingga mereka lupa untuk menyadarinya
nikmat sehat baru disadari saat sekarat
nikmat harta baru terasa saat tidak punya apa-apa
dan keluarga tercinta hanyalah hiasan hidup semata
apalagi yang dilupakan?
menghitungnya akan membuatmu terbunuhmu secara perlahan…
(anang nurcahyo)
RENUNGAN ISLAM
Renungan Islam | Menolong diri sendiri dengan “menolong” ALLAH
Teringat sebuah ayat motivasi luar biasa,
“Wahai orang-orang yang beriman! jika kamu menolong (agama) ALLAH, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad: 7)
Adakah yang merasa berat menjalankan amanah?
adakah yang merasa terlalu lelah untuk melangkah?
adakah yang ragu pada pertolongan ALLAH?
jika kita membaca ayat diatas lalu mempertanyakan, “apakah benar semua orang yang menolong agama ALLAH akan ditolongNya?” maka kita perlu mengingat kembali kisah-kisah sarat mujizat yang telah membuktikan betapa luar biasa ALLAH membantu hambaNya yang berjuang untuk agamanya, sebagian diantaranya:
- Musa as, saat ALLAH membukakan jalan keluar ketika beliau bersama umat dikejar bala tentara fir’aun. disaat ada kekhawatiran akan keselamatan umatnya, disaat itulah ALLAH menurunkan bantuan luar biasa yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya, ALLAH membelah lautan merah untuk jalan. dan akhirnya beliau as beserta umatnya selamat. Sedangkan fir’aun dan pasukannya yang terus mengejar akhirnya ditimpa air laut.
- Ibrahim as, disaat ALLAH menyelamatkan beliau dari siksaan api yang siap memanggang beliau.
- Muhammad saw, disaat para malaikat turun ke bumi dan menjadi bagian dari pasukan mujahid melawan kaum quraisy. Pasukan muslim yang hanya 314 orang berhasil menumbangkan kesombongan kaum kafir yang berjumlah seribu orang dengan semua tokoh kaum musyrikin.
- Yunus as, yang diselamatkan ALLAH dari perut ikan paus.
Dan begitu banyak kisah lain yang menjadi bukti nyata betapa ALLAH menurunkan bantuanNya pada hamba-hambaNya yang berjuang membela agamaNya. Keikhlasan dan totalitas perjuangan mereka telah menyentuh kehendak ALLAH untuk menurunkan bantuanNya. Sungguh, tiada keraguan atas apa yang dijanjikan ALLAH pada umat manusia.
pertanyaannya kemudian adalah:
masihkah kita ragu?
masihkah kita enggan?
sudahkah kita menunaikan kehormatan hidup kita sebagai pembela (agama) ALLAH?
Semoga kita senantiasa diistiqomahkan dalam jalan kebenaran. aamiin…
Siapapun kita yang menjalani aktivitas dakwah Ilallah,
Siapapun kita yang senantiasa menjalani rutinitas hidup untuk mencari keridloan ALLAH,
Siapapun kita yang senantiasa berjuang untuk pertemuannya dengan ALLAH,
katakan ” BISMILLAHI ALLAHUAKBAR ! “, lalu biarkan ALLAH membantu kita dengan kuasaNya.
Sedikit renungan, semoga bermanfaat.
Renungan Islam
“Wahai orang-orang yang beriman! jika kamu menolong (agama) ALLAH, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad: 7)
Adakah yang merasa berat menjalankan amanah?
adakah yang merasa terlalu lelah untuk melangkah?
adakah yang ragu pada pertolongan ALLAH?
jika kita membaca ayat diatas lalu mempertanyakan, “apakah benar semua orang yang menolong agama ALLAH akan ditolongNya?” maka kita perlu mengingat kembali kisah-kisah sarat mujizat yang telah membuktikan betapa luar biasa ALLAH membantu hambaNya yang berjuang untuk agamanya, sebagian diantaranya:
- Musa as, saat ALLAH membukakan jalan keluar ketika beliau bersama umat dikejar bala tentara fir’aun. disaat ada kekhawatiran akan keselamatan umatnya, disaat itulah ALLAH menurunkan bantuan luar biasa yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya, ALLAH membelah lautan merah untuk jalan. dan akhirnya beliau as beserta umatnya selamat. Sedangkan fir’aun dan pasukannya yang terus mengejar akhirnya ditimpa air laut.
- Ibrahim as, disaat ALLAH menyelamatkan beliau dari siksaan api yang siap memanggang beliau.
- Muhammad saw, disaat para malaikat turun ke bumi dan menjadi bagian dari pasukan mujahid melawan kaum quraisy. Pasukan muslim yang hanya 314 orang berhasil menumbangkan kesombongan kaum kafir yang berjumlah seribu orang dengan semua tokoh kaum musyrikin.
- Yunus as, yang diselamatkan ALLAH dari perut ikan paus.
Dan begitu banyak kisah lain yang menjadi bukti nyata betapa ALLAH menurunkan bantuanNya pada hamba-hambaNya yang berjuang membela agamaNya. Keikhlasan dan totalitas perjuangan mereka telah menyentuh kehendak ALLAH untuk menurunkan bantuanNya. Sungguh, tiada keraguan atas apa yang dijanjikan ALLAH pada umat manusia.
pertanyaannya kemudian adalah:
masihkah kita ragu?
masihkah kita enggan?
sudahkah kita menunaikan kehormatan hidup kita sebagai pembela (agama) ALLAH?
Semoga kita senantiasa diistiqomahkan dalam jalan kebenaran. aamiin…
Siapapun kita yang menjalani aktivitas dakwah Ilallah,
Siapapun kita yang senantiasa menjalani rutinitas hidup untuk mencari keridloan ALLAH,
Siapapun kita yang senantiasa berjuang untuk pertemuannya dengan ALLAH,
katakan ” BISMILLAHI ALLAHUAKBAR ! “, lalu biarkan ALLAH membantu kita dengan kuasaNya.
Sedikit renungan, semoga bermanfaat.
Renungan Islam
Renungan Islam | Sisa Umur Kita
Tiba-tiba saja terfikir suatu hal, yaitu umur manusia. Saya bertanya pada diri saya sendiri, bagaimana kalo saya tahu bahwa umur saya hanya sampai umur 25 tahun, atau 35 tahun, atau 5 hari lagi. saya terpikir banyak hal yang akan saya lakukan. Saya tertarik untuk berbagi kisah ini pada saudara2 pembaca blog ini. semoga kita bisa diskusi dan mendapat banyak manfaat.
jika anda tahu sisa umur anda tinggal 1 tahun, apa saja yang akan anda lakukan untuk mengisi sisa umur itu?
mungkin sebagian akan menjawab:
bersenang-senang
jalan-jalan ke tempat indah yang belum didatangi
makan sepuasnya setiap hari
segera nikah
dll
mungkin sebagian orang yang lain memilih:
memperbanyak ibadah shalat dan dzikir
memperbanyak sedekah
memperbanyak silaturahim
bekerja lebih giat
memberikan hak keluarga dan orang-orang disekitarnya
dll
kenapa dua kelompok kegiatan tersebut begitu berbeda dan seolah bertolak belakang?
Saudaraku, salah satu hikmah besar dirahasiakannya bilangan umur kita adalah agar kita tidak tahu kapan kita mati. ketika kita tidak tahu kapan kita akan mati, pada dasarnya kita akan merasa setiap saat bisa jadi ajal kita, maka kita akan selalu berhati-hati dengan tindakan kita. Kita tidak akan tahu kapan kita akan mati. apakah saat remaja? ataukah saat kita sudah tua? dan kita tidak tahu kapan pastinya kita akan mati. apakah hari ini? atau besok? dan kita tidak tahu bagaimana kita akan mati. apakah saat tidur? apakah saat berkendaraan? ataukah ketika kita sedang membaca Al Quran?
Seandainya ALLAH menghendaki semua manusia mengetahui kapan ia mati, dimana ia mati, dan kapan ia mati, akankah kehidupan dunia ini dihiasi kebaikan demi kebaikan? saya rasa tidak.
kemungkinan yang bisa kita bayangkan:
sedikit manusia selalu menghiasi umur dengan ibadah
lebih banyak manusia terus menerus berbuat dosa hingga akhir hayatnya
jauh lebih banyak lagi manusia terus berbuat dosa hingga sedikit sisa umurnya ia bertaubat
Saya rasa jenis ketiga akan mendominasi isi dunia. orang-orang seperti ini selalu berfikir bahwa masih ada waktu untuk bertaubat. Dalam kondisi seperti ini, bisa jadi dunia ini didominasi kejahatan dan kriminalitas, maksiat, hedonis, dan sejenisnya.
Maka segala puji bagi ALLAH Yang Maha Sempurna perhitungannya. ALLAH sangat memahami betapa manusia senantiasa berada antara kecenderungan yang baik dan yang buruk (QS Asy-Syams: 8), maka ia menyelamatkan manusia dari fitrahnya tersebut, dengan jalan menjadikan umur sebagai hal ghaib yang tidak diketahui manusia. untuk apa? agar manusia selalu berhati-hati dalam hidupnya, dan agar manusia selalu berada dalam kebaikan.
berikut video yang membuktikan bahwa ajal datang tanpa kita tahu kapan, dimana, dan bagaimana…
jika anda tahu sisa umur anda tinggal 1 tahun, apa saja yang akan anda lakukan untuk mengisi sisa umur itu?
mungkin sebagian akan menjawab:
bersenang-senang
jalan-jalan ke tempat indah yang belum didatangi
makan sepuasnya setiap hari
segera nikah
dll
mungkin sebagian orang yang lain memilih:
memperbanyak ibadah shalat dan dzikir
memperbanyak sedekah
memperbanyak silaturahim
bekerja lebih giat
memberikan hak keluarga dan orang-orang disekitarnya
dll
kenapa dua kelompok kegiatan tersebut begitu berbeda dan seolah bertolak belakang?
Saudaraku, salah satu hikmah besar dirahasiakannya bilangan umur kita adalah agar kita tidak tahu kapan kita mati. ketika kita tidak tahu kapan kita akan mati, pada dasarnya kita akan merasa setiap saat bisa jadi ajal kita, maka kita akan selalu berhati-hati dengan tindakan kita. Kita tidak akan tahu kapan kita akan mati. apakah saat remaja? ataukah saat kita sudah tua? dan kita tidak tahu kapan pastinya kita akan mati. apakah hari ini? atau besok? dan kita tidak tahu bagaimana kita akan mati. apakah saat tidur? apakah saat berkendaraan? ataukah ketika kita sedang membaca Al Quran?
Seandainya ALLAH menghendaki semua manusia mengetahui kapan ia mati, dimana ia mati, dan kapan ia mati, akankah kehidupan dunia ini dihiasi kebaikan demi kebaikan? saya rasa tidak.
kemungkinan yang bisa kita bayangkan:
sedikit manusia selalu menghiasi umur dengan ibadah
lebih banyak manusia terus menerus berbuat dosa hingga akhir hayatnya
jauh lebih banyak lagi manusia terus berbuat dosa hingga sedikit sisa umurnya ia bertaubat
Saya rasa jenis ketiga akan mendominasi isi dunia. orang-orang seperti ini selalu berfikir bahwa masih ada waktu untuk bertaubat. Dalam kondisi seperti ini, bisa jadi dunia ini didominasi kejahatan dan kriminalitas, maksiat, hedonis, dan sejenisnya.
Maka segala puji bagi ALLAH Yang Maha Sempurna perhitungannya. ALLAH sangat memahami betapa manusia senantiasa berada antara kecenderungan yang baik dan yang buruk (QS Asy-Syams: 8), maka ia menyelamatkan manusia dari fitrahnya tersebut, dengan jalan menjadikan umur sebagai hal ghaib yang tidak diketahui manusia. untuk apa? agar manusia selalu berhati-hati dalam hidupnya, dan agar manusia selalu berada dalam kebaikan.
berikut video yang membuktikan bahwa ajal datang tanpa kita tahu kapan, dimana, dan bagaimana…